Latest News

Friday, October 3, 2014

Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)

Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak bertulang belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang belakang (Vertebarata)  memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang  (Vertebrata) seperti hewan mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.

Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) 

1. Sistem Saraf pada Vertebrata

a. Mamalia
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Bagian-bagian otak hewan mamali� terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.

Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia.

Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel sar�f yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.


c. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius yang mer�pakan pusat pencium berkembang dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.

Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi kurang berkembang dengan baik sehingga menyebabkan indra penglihat reptilia kurang tajam.



d. Amfibi
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.

Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.





e. Ikan
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi t�rdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sumsum tulang belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf pencium dan hidung, sedangkan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihat.

Kedua bagian tersebut kurang berkembang dengan baik sehingga indra pencium dan penglihat ikan
kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika berenang. Keberadaan pusat keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan dapat bergerak cep�t dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.




Kesimpulan : 
Sistem saraf pada mamalia, burung, reptilia, amfibi, dan ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.



2. Sistem Saraf pada Avertebrata

a. Cacing
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa dua buab ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.

Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran pencernaan.

Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung.

Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.

b. Serangga
Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.

Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.



c. Ubur-Ubur dan Hydra sp.
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ubur-ubur dan Hydra sp. belum memiliki sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. menyebar secara merata keseluruh tubuh dan berhubungan satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.

Sel-sel saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh.

Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan hewan tersebut memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.



d. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang. Ingat, salah satu cirimakhluk hidup adalah iritabilitas.

Apabila Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh. Sebaliknya, apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat. Paramaecium sp. sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan hewan berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.

Kesimpulan : 
Sel-sel saraf pada ubur-ubur dan Hydra sp. tersebar di seluruh tubuh membentuk anyaman. Paramaecium sp. memiliki serabut saraf yang berakhir pada silia.


Sekian Artikel Tentang Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)  Semoga Bermanfaat.
(Sumber : Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 115-121, Penerbit : Tiga Serangkai.2004.solo, Penulis : Drs. Sunarto.dkk)

Macam-Macam Zat Adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan| Zat adiktif dibedakan menjadi 2 macam yaitu zat adiktif alami dan zat adiktif sintesis atau buatan. Zat adiktif alami memiliki jenis-jenis zat adiktif alami atau macam-macam zat adiktif alami yang biasa disebut contoh zat adiktif alami, dan begitu juga dengan zat adiktif buatan atau sintesis memiliki jenis-jenis zat adiktif buatan atau  macam-macam zat adiktif buatan atau sintesis yang biasa disebut contoh-contoh zat adiktif sinstesis atau buatan.Zat adiktif bagi makanan memiliki tujuan yang baik bagi makanan jadi, Sebelum kita beranjak ke Macam-macam zat adiktif alami dan macam-macam zat adiktif buatan atau sintesis mari kita mengartikan dulu zat adiktif alami dan zat adiktif buatan, Zat adiktif alami adalah merupakan zat tambahan yang diperoleh dari alam, tanpa disintesis atau dibuat terlebih dulu, Sedangkan zat adiktif buatan atau sintesis adalah zat tambahan makanan yang diperoleh melalui sintesis (pembuatan), baik di laboratorium maupun industri, dari bahan-bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang sejenis, keunggulan zat adiktif sintesis adlah dapat diproduksi dalam jumlah besar, lebih stabil, takaran penggunaannya lebih sedikit, dan biasanya tahan lebih lama, sedangkan kelemahan zat adiktif sintesis adalah dapat menimbulkan risiko penyakit kanker atau bersifat karsiogenetik.

Macam-Macam Zat Adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya 


A. ZAT ADIKTIF ALAMI
Macam-Macam zat aditif alami, Contoh dan kegunaannya.

a. Pewarna

Contoh Pewarna 
1. Wortel
Kegunaannya adalah sebagai zat pemberi warna oranye pada makanan. Wortel sering digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna oranye, wortel juga baik dimakan langsung atau diperas airnya dan diminum karena mengandung provitamin A, yaitu B karote. B - karoten inilah yang memberikan warna oranye pada bahan makanan. 
2. Kunyit
Kegunaannya adalah memberi warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya, kunyit digunakan pada pembuatan nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas. 
3. Daun suji 
Kegunaannya adalah sebagai pemberi. warna hijau pada bahan makanan. Daun suji bisa juga digunakan sebagi zat warna pada minuman.
b. Pemanis

Contoh Pemanis 
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Sifat Higroskopis gula juga dimanfaatkan pada pembuatan sirup.
Sirup awer karena kandungan gulanya pekat)
1. Gula tebu atau gula pasir 
Gula pasir dibuat dan tanaman tebu. Selain sebagai pemanis, gula pasir juga digunakan sebagai pengawet, karena gula dapat menyerap kandungan air (bersifat higroskopis). Dengan tidak adanya air, maka mikroorganisme di dalam makanan tidak dapat berkembang dan mati. 
2. Gula aren 
Gula aren dihasilkan dan nira bunga aren. Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja, gula aren lebih manis, sehingga lebih sering digunakan pada pembuatan jenang dan dodol. 
3. Gula jawa (gula kelapa)
Gula kelapa dihasilkan dan buah kelapa. Gula kelapa sering digunakan sebagai pemanis minuman (seperti dawet, es kelapa muda, sirup, dan lain-lain). Gula kelapa juga sering dipakai sebagai pemanis pada saat memasak sayur 
4. Madu
Madu merupakan pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang alami. Jadi, selain sebagai pemanis, penggunaan madu juga menambah kandungan gizi di dalam makanan.


c. Pengawet 

Contoh Pengawet 
1. Garam dapur 
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal itu disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopis (menyerap kandungan airdalam makanan) seperti halnya gula pasir. 


2. Bawang putih

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Acar mengandung asam cuka yang membuatnya awet s
ekaligus dapat menghilangkan rasa enek 
Bawang putih yang diiris akan mengeluarkan aiicin, yaitu suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bawang putih dapat dipakai sebagai bahan pengawet.
3.Asam Cuka
Nama kimia dari asam cuka adalah asam asetat. Dengan sifatnya yang asam, asam cuka mampu membunuh bakteri dalam makanan. Larutan asam asetat 4% dalam air merupakan asam cuka yang. sering digunakan sebagai bahan pengawet roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.


d. Penyedap

Contoh Pemberi Penyedap Rasa 
1. Garam dapurGaram dapur merupakan penyedap yang paling sering ditambahkan ke dalam makanan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dan natrium klorida (NaC1). Garam dapur diperoleh dan airlaut yang diuapkan. Akan tetapi, garam di dalam air laut tidak hanya natrium klorida saja, ada pula garam dan magnesium dan kalsium yang mempunyai rasa pahit. Dengan demikian, garam air laut perlu diolah terlebih dahulu melalui proses industri untuk menghilangkan pengotor-pengotor tersebut. Karena itu, garam yang biasa kamu temui di dapur sudah terkemas dengan apik dan tampak seperti buatan pabrik. Dalam pemrosesan tersebut, ada pula bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam garam yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti iodin. Garam beriodin bagus untuk mengurangi risiko penyakit gondok. 
2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang sebagai bahan penyedap. Selain bawang putih ,juga mengandung tinggi. 
3. Cabai merah
Cabai merah digunakan sebagai perangsang selera makan. Selain mempunyai kandungan vitamin C hijau mengandung kedua vitamin yang lebih kecil.

e. PemberiAroma

Contoh Pemberi Warna 
1. Daun jerukDaun jenik memberikan aroma yang membangkitkan selera makan. Daun menghilangkan bau amis pada ikan.  
2. Vanili
Vanili memberi rasa dan aroma yang harum. Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak. 
3. Serai
Serai biasanya digunakan sebagai penambah aroma pada pembuatan minuman penghangat tubuh (minuman serai). Selain itu, serai juga digunakan untuk menambah aroma segar pada makanan-makanan bersantan. 
4. Daun pandan
Daun pandan biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi. Selain itu, aroma harum dan daun pandan juga dimanfaatkan pada pembuatan kue, bubur, atau es.

f. Bahan Pengasam
      Bahan pengasam bertuj uan untuk menghilangkan rasa enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan. Bahan pengasam alami di antaranya adalah jeruk nipis pada soto dan minuman.


B. ZAT ADIKTIF SINTESIS ATAU BUATAN 
Macam-Macam Sintesis atau buatan, Contoh dan kegunaannya. 

a. Pewarna
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Pewarna Buatan banyak dipakai pada makanan dan
minuman produk industri)
Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya. 

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Tabel Pewarna Sintesis dan Kegunaannya )
Walaupun peredaran zat pewarna tersebut sudah diberi ijin oleh pemerintah, kita harus tetap berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Zat pewarna yang sudah dilarang penggunaannya adalah rhodaminB (pewarna merah) , methanil yellow (pewarna kuning), dan amaranth (pewarna merah).


b. Pemanis
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, minuman ringan, dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan di antaranya sebagai berikut.

  • Sakarin, mempunyai tingkat kemanistn 300 kali lebih manis daripada gula.
  • Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
  • Asesulfam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
  • Siklamat (natrium sikiamat atau kalsium sikiamat), mernpunyai tingkat kemanisan 30 kali lebih manis daripada gula.
  • Sorbitol.
  • Dulsin.
Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1X11988 tentang Bahan Makanan Tambahan, dulsin kini sudah dilarang penggunaannya karena pemanis ini dapat menjadi karsmnogen (pemicu kanker).

c. Pengawet
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Daging Kemaan dan daging olahan biasanya memakai
pengawet natriun nitrin )
Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat busuk bila disimpan. Bahan pengawet menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba atau mikroorganisme yang dap at merusak dan membusukkan makanan.

Pengawet sintetis di antaranya sebagai berikut.
  • Natrium benzoat dan asam benzoat digunakan sebagai pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus, manisan, dan buah kalengan.
  • Natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan.
  • Asam propionat digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan mentega.
  • Asam sorbat digunakan dalam bentuk garam natrium atau kalium dan digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi, serta mengawetkan keju, roti, sari buah, dan acar. 
Beberapa zat pengawet yang sudah dilarang penggunaannya tetapi masih sering dipakai oleh pihak pihak tak bertanggung jawab adalah formalin (sebagai pengawet ), boraks (sebagai pengawet bakso), dan terusi (sebagai pengawet ayam potong).

d. Penyedap
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap atau bumbu masak, karena memang zat tersebut menambah sedap dan menimbulkan selera makan. Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat) yang dikenal dengan merck dagang seperti Ajinomoto, Miwon, Royco, Sasa, Maggie, dan lainl ain. Dibalik kelezatannya, MSG pernah diduga menjadi penyebab dan suatu penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini antara lain pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa panas. Namun, peranan MSG sebagai penyebab penyakit tersebut tidak dapat dibuktikan oleh para ahli, sehingga dugaan tersebut masih banyak diperdebatkan. Akan tetapi, mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan adalah tidak baik. Karena itulah, sebaiknya menghindari konsumsi MSG terlalu banyak.

Penyedap sintetis selain MSG antara lain adalah nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP) dan
jonosin monofosfat (IMP). Keduanya memberi rasa gurih pada makanan.

e. Antioksidan
Antioksidan berfungsi melindungi makanan yang mengandung lemak atau minyak dan ketengikan. Ketengikan terjadi karena minyak atau lemak yang terkandung dalam makanan rusak oleh suatu proses oksidasi. Secara sederhana, oksidasi dapat dikatakan merupakan suatu proses peruraian minyak atau lemak. Antioksidan yang ditambahkan akan menghambat terjadinya proses oksidasi tersebut.

Termasuk antioksidan adalah:
  • Butil hidroksi anisol (BRA) dan butil hidroksi toluena (BHT) ditambahkan pada makanan yang mengandung lemak dan minyak goreng agar tidak cepat basi (tengik).
  • Asam askorbat (serta garam kaliumnya, garam kalsiumnya, dan garam natriumnya) ditambahkan ke dalam daging olahan, makanan bayi, dan kaldu.

f Sekuestran (ZatPengikat logam)
Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai makanan olahan. Sekuestran mengikat logam dalam . bahan makanan, sehingga menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, dan garam etilendiamintetraasetat (EDTA)

g. Penambab Aroma (Essens/Flavour)
Zat aditif mi digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan.
  • Etil butirat : rasa buah nanas
  • Amil valerat : rasa buah apel
  • Oktil asetat : rasa buah jeruk
  • Amil asetat : rasa buah pisang
  • Butil asetat : rasa buah murbei
  • Isobutil propionat : rasa buah rum
  • Benzaldehida : rasa buah lobi-lobi
h. Pengatur Keasaman
Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.


Sekian Artikel Tentang Macam-Macam Zat adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya, Semoga Bermanfaat  (Sumber : Ipa Terpadu, Hal : 94-97, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Eka Purjiyanta, S.Pd, Percepatakan : PT. Gelora Aksara Pratama)

Pengertian Zat Adiktif bagi Makanan dan Tujuannya

Pengertian Zat Adiktif Makanan dan Tujuannya|Zat Aditif pada Makanan|Zat aditif pada makanan ialah suatu zat/bahan yang tidak dapat dimakan secara langsung, tetapi ditambahkan atau dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk meningk�tkan mutu makanan tersebut. Misalnya, suatu bahan berguna untuk membantu proses pengolahan, memperpanjang masa simpan, memperbaiki penampilan, menambah aroma dan cita rasa, pengental, serta mengatur keseimbangan gizi. Berdasarkan asalnya, terdapat zat aditif alami dan zat aditif buatan. dan  baik zat adiktif alami dan zat adiktif buatan memiliki macam-macam zat adiktif bagi makanan yang jenis-jenis ini sangat berfungsi bagi makanan. Zat aditif alami dibuat dengan mengambil ekstrak bahan alami, misalnya asam sitrat dan buah jeruk dan lesitin dan kuning telur atau sumsum. Zat aditif buatan dibuat dengan cara menyintesis senyawa kimia sehingga membentuk bahan aditif yang murni. Zat aditif alami warnanya kurang stabil (mudah rusak), konsentrasinya sulit diatur, dan harganya mahal. Sebaliknya, zat aditif buata� lebih stabil, konsentrasinya dapat diatur, dan harganya relatif murah. Akan tetapi, penggunaan zat aditif buatan yang tidak sesuai dosis dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, dosis penggunaan zat aditif buatan dalam industri pengolahan makanan diatur dan diawasi oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan agar tidak merugikan konsumen.

Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besar bertujuan:
  • Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena selama proses pengolahan makanan, ada zat gizi yang rusak atau hilang,
  • Agar makanan lebih menarik,
  • Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga,
  • Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet
  • Agar makanan lebih tahan lama disimpan.
Pengertian Zat Adiktif bagi Makanan dan Tujuannya, macam-macam zat adiktif bagi makanan, pengertian zat adiktif alami dan pengertian zat adiktif buatan

Sekian Artikel Tentang Pengertian Zat Adiktif bgi Makanan dan Tujuannya Semoga Bermanfaat 

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia|Sistem saraf manusia dibedakan menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari, sedangkan saraf tak sadar mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf sadar terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tepi terdiri atas 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tak sadar berfungsi mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf tak sadar dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.  Kita menerima rangsang dari luar tubuh melalui alat-alat indra. Pada alat-alat indra terdapat ujung saraf yang peka terhadap rangsangan tertentu, misalnya panas, dingin, cahaya, dan suara. Rangsang yang diterima oleh alat indra merambat di sepanjang sel saraf. 

Sistem Saraf pada Manusia

      Segala bentuk rangsangan yang merambat di dalam sel saraf merupakan impuls yang selanjutnya dikirim ke otak dalam bentuk puls� listrik. Sesampainya di otak, pulsa listrik tersebut diseleksi dan ditafsirkan. Hasil penafsiran itu dijadikan dasar untuk menentukan bentuk tanggapan yang akan diberikan. Tanggapan tersebut sebelumnya diwujudkan dalam bentuk perintah yang disampaikan oleh otak menuju otot atau kelenjar.
Sistem Saraf pada Manusia
Sistem saraf pada tubuh kita secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut: 
� alat koordinasi untuk mengatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh kita; 
� alat komunikasi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh kita; 
� merupakan pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.


1. Sel Saraf

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang saling berhubungan. Neuron memiliki bagian-bagian yang terdiri atas badan sel, dendrit (dendron), dan neurit (akson). Badan sel terdiri atas inti sel (nukleus) dan sitoplasma. Didalam sitoplasma terdapat mitokondria, badan Golgi, lisosom, dan badan Niesel. Dendrit merupakan serabut pendek dari penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai penghantar impuls saraf ke badan sel, sedangkan akson merupakan serabut panjang dari penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai penghantar impuls saraf dari badan sel menuju ke neuron lain atau jaringan lainnya. Kumpulan akson dan dendrit dapat membentuk serabut saraf yang berukuran sangat panjang. Misalnya, akson dan sumsum tulang belakang memiliki ujung di telapak kaki, sedangkan dendron dari sumsum tulang belakang mempunyai ujung di ujung jari tangan.

Sistem Saraf pada Manusia


Akson ada yang dilapisi oleh selubung lemak dan ada pula yang tidak. Selubung lemak (selubung mielin) merupakan membran sel yang meluas dari suatu sel Schwann sebagai penghasil selubung mielin itu sendiri. Kerusakan selubung mielin dapat mengakibatkan korsleting ketika impuls saraf menjalar melalui neuron sehingga gerakan otot menjadi tidak terkendali. Di antara selubung dari sel Schwann yang satu dan sel Schwann berikutnya terdapat bagian yang tidak berselubung. Oleh karena itu, bagian akson di tempat itu berbentuk seperti sekat atau cekungan yang disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berperan penting pada perambatan impuls saraf.

Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan intemeuron. Neuron sensorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari penerima rangsangan menuju ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Penerima rangsangan dmamakan reseptor, yaitu alat-alat indra. Dendrit pada neuron sensorik berhubungan dengan reseptor. Akson dan neuron sensorik berhubungan dengan neuron lain. Neuron motorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari sistem saraf pusat menuju ke sasaran rangsang (efektor), yang berupa otot dan kelenjar. Dendrit dan neuron motorik menerima rangsangan dari neuron lain, sedangkan akson atau neuritnya berhubungan dengan efektor yang memberi reaksi terhadap isyarat saraf. Interneuron (neuron asosiasi) yang disebutjuga neuron penghubung terdapat di sumsum tulang belakang. Neuron penghubung berfungsi menghantarkan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

Sistem Saraf pada Manusia


Kesimpulan : Sel Saraf
Berdasarkan fungsinya, set saraf dibedakan menjadi sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.

Sistem Saraf pada Manusia

Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf unipolar, sel saraf bipolar, dan sel saraf multipolar. Sef saraf unipolar mempunyai satu neurit, sel saraf bipolar mempunyai satu neurit, dan satu dendrit, sedangkan sel saraf multipolar mempunyai sebuah neurit dan beberapa dendrit.

2. Impuls Saraf

Sel saraf merupakan sel khusus penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat terjadi karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, misalnya panas, dingin, dan tekanan. Rangsangan ini diterima oleh alat indra atau reseptor. Keberadaan rangsangan menimbulkan perbedaan potensial di tempat yang berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya denyut listrik di sepanjang selaput neuron.

Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam atau sekitar 83 meter tiap detik. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls saraf tidak berkurang ketika. impuls berjalan melewati serabut neuron yang panjang atau melewati suatu percabangan. Hal itu terjadi karena energi untuk penjalaran impuls saraf berasal dari energi yang tersimpan di dalam rangsangan, bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang dikirim ke otak akan diseleksi, kemudian diolah untuk menentukan jenis tanggapan terhadap rangsangan tersebut. Selanjutnya, tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh otak dikirim ke otot atau kelenjar.


3. Sinapsis

Sistem Saraf pada ManusiaUjung akson dan ujung dendrit tidak memiliki selubung pembungkus. Ujung akson suatu neuron akan bertemu dengan ujung dendrit neuron lainnya di titik temu yang disebut sinapsis. Sebenarnya, pada titik temu tersebut ujung akson tidak langsung bersambungan dengan ujung dendrit, akan tetapi terdapat celah sempit yang disebut celah sinapsis. Ujung akson di setiap sinapsis membentuk bonggol yang mengandung senyawa kimia (senyawa neurotransmiter) berupa asetilkolin dan kolinesterase. Kedua macam senyawa tersebut berperan penting dalam pemindahan impuls saraf pada sinapsis.
Kesiumpulan : Sinapsis 
Perjalanan impuls saraf berlangsung melalui sel saraf  Sel saraf yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh sinapsis.


4. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal). Kedua organ itu dilindungi oleh selaput berupajaringan ikat yang disebut meninges. Sistem sarafpusat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan semua aksi yang akan dilakukan oleh tubuh.

Apabila membran ini terkena infeksi, dapat terjadi radang yang disebut meningitis. Selaput otak (meninges) terdiri atas tiga lapisan, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter.
a. Durameter merupakan selaput terluar yang kuat dan bersatu melekat dengan tengkorak. 
b. Arachnoid merupakan lapisan tengah di antara selaput durameter dan piameter yang berbentuk mirip sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berupa cairan limfa yang mengisi sela-sela membran arachnoid. Selaput arachnoid berfungsi sebagai bantalan yang melindungi otak dari kerusakan mekanik. 
c. Piameter merupakan lapisan paling dalam yang melekat ke permukaan sumsum dan sangat dekat dengan permukaan otak. Lapisan ini penuh dengan pembuluh-pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi memberi oksigen dan zat
       Otak dan sumsum tulang belakang tersusun oleh tiga materi penting, yaitu badan sel sebagai pembentuk bagian materi kelabu, serabut-serabut saraf sebagai pembentuk bagian materi putih, dan sel-sel neuroglia yang merupakan jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf.

          a. Otak

       Otak (ensefalon) adalah organ terbesar dan paling kompleks di antara seluruh sistem saraf. Volume rata-rata otak orang dewasa lebih kurang 1.350 mililiter. Otak terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput otak (meninges), dan cairan serebrospinal. Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

       1). Otak Depan       Bagian utama dari otak depan (diensefalon) adalah otak besar (serebrum). Otak besar memiliki dua macam lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medulla). Lapisan luar otak terbentuk dari bahan atau substansi kelabu yang berisi badan sel. Lapisan dalam otak terbentuk dan substansi putih yang mengandung serabut-serabut saraf (dendrit dan akson) berselubung mielin. Jumlah neuron yang terdapat pada korteks otak besar diperkirakan lebih dari sepuluh miliar. Jumlah ini dapat meningkat bergantung pada banyaknya lipatan-lipatan yang terdapat di korteks otak tersebut. Diduga, makin banyak lipatan di otak besar, makin cerdas seseorang. Hal itu karena jumlah neuronnya juga makin banyak. 
Otak besar dibangun oleh dua belahan, yaitu belahan kanan yang melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kiri, dan belahan kiri yang melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing belahan terbagi menjadi empat bidang yang disebut lobus. Keempat lobus itu ialah lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital. Lobus frontal bertugas memerintah gerakan otot sadar. Lobus parietal bertugas menafsirkan impuls dari  kulit berupa sentuhan dan suhu. Lobus temporal bertugas menafsirkan impuls dan hidung dan telinga. Lobus oksipital bertugas menganalisis masukan dan mata.  
Budaya bangsa kita secara turun-temurun lebih banyak menggunakan anggota tubuh bagian kanan dari pada bagian kiri. Kondisi ini memengaruhi perkembangan otak secara turun-temurun sehingga otak belahan kiri yang mengatur.tubuh bagian kanan pada umumnya lebih berkembang.  Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendalian semua kegiatan yang disadari, seperti berpikir, berbicara, melihat, bergerak, dan mendengar. 

Berat otak manusia kita-kira hanya 2% dari berat tubuh. Namun, fungsinya yang sangat besar memerlukan energi sangat banyak. Oleh karena itu, otak memerlukan oksigen yang banyak. Diperkirakan, otak menghabiskan 20% oksigen hasil respirasi pada saat tubuh sedang istirahat. 
Kesimpulan : Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, dan bergerak).
         2) Otak Tengah       Otak tengah (mesensefalon) pada manusia berukuran kecil dan tidak mencolok karena tidak mengalami perkembangan pesat seperti otak besar. Otak tengah terletak di antara otak besar dan otak kecil. Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls saraf antara otak depan dan otak belakang serta menyampaikan impuls saraf a�tara otak depan dan mata. Selain itu, otak tengah juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan.

Sistem Saraf pada Manusia


         3) Otak Belakang          Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kecil (serebellum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan gerak dan pusat koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh. Seperti halnya otak besar, otak kecil juga terdiri atas dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri dan belahan kanan otak�kecil dihubungkan dengan jembatan Varol. Jembatan Varol ini juga menghubungkan otak besar dan otak kecil. Otak kecil terdiri atas lapisan luar (korteks) yang berwama kelabu dan lapisan dalam yang berwarna putih. 

Sistem Saraf pada Manusia        4) Sumsum Lanjutan                       Sumsum lanjutan atau disebut juga sumsum penghubung (medula oblongata) yang terletak di depan otak kecil dan di bawah otak besar merupakan struktur penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang disebut pons. Sumsum lanjutan berfungsi untuk mengoordinasikan impuls-impuls saraf yang datang dan indra pengecap, peraba, dan pendengar.
Pada sumsum lanjutan, terletak pusat pengaturan sistem pernapasan tubuh kita. Bagian tersebut bert ugas mengatur aktivitas otot pernapasan dan mengatur pertukaran gas dalam paru-paru. Selain itu, sumsum lanjutan juga berfungsi sebagai pengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, batuk, dan bersendawa. 
Kesimpulan :  Jembatan Varol berfungsi menghubungkan belahan otak kecil bagian kiri dan kanan. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh.


          b. Sumsum Tulang Belakang

Sistem Saraf pada Manusia          Sumsum tulang belakang disebut juga sumsum spinal (medula spinalis) merupakan kelanjutan dan medula oblongata. Sumsum ini terletak memanjang di dalam ruas-ruas tulang belakang, mulai dan ruas-ruas tulang leher hingga tulang pinggang kedua. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh meninges. Bagian tengah sumsum tulang belakang berisi cairan serebrospinal. Seperti halnya otak. sumsum tulang belakang mempunyai substansi kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu pada sumsum tulang belakang terletak di bagian dalam. sedangkan substansi putih terletak di bagian luar. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang, substansi kelabu berbentuk seperti huruf H yang dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih tersusun atas serabut saraf (dendrit dan akson) yang dilapisi mielin, sedangkan substansi kelabu banyak mengandung badan sel dan neuron penghubung (interneuron). Sumsum tulang belakang berhubungan langsung dengan saraf sensorik dan saraf motorik. Oleh sebab itu, fungsi sumsum tulang belakang berhubungan dengan penghantaran impuls saraf dari kulit dan otot menuju ke otak, serta penghantaran impuls saraf dari otak menuju ke otot dan kelenjar. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat badan-badan sel saraf penghubung sehingga sumsum tulang belakang juga berfungsi sebagai pusat gerak refleks.

Kesimpulan : 
Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat koordinasi semua aksi yang dilakukan tubuh.


5. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraftepi disebut sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi menghubungkan saraf pusat dengan alat-alat tubuh tertentu, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung. Berdasarkan asalnya, saraf tepi dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf otak dan saraf tulang belakang. Saraf otak terdiri atas 12 pasang saraf dan otak menuju ke alat-alat indra otot dan kelenjar. Saraf otak tersebut merupakan saraf sensorik, saraf motonik, atau saraf campuran. Pasangan saraf yang berupa saraf sensorik, antara lain berasal dari indra pencium menuju ke pusat saraf pencium, dan indra pendengar menuju ke pusat saraf pendengar, dan indra pengecap menuju ke pusat sarafpengecap di otak. Pasangan saraf yang berupa sarafmotorik, antara lain yang menuju otot penggerak mata dan bawah lidah. Pasangan saraf yang lain bersifat campuran, artinya terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik, antaralain yang menuju wajah. 

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua keluar dan sela- sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian tubuh, antara lain kaki.  Semua saraf sumsum tulang belakang merupakan saraf campuran, yaitu terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan semua saraf motorik keluar dan sumsum tulang belakang melalui akar ventral.

6. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf tak sadar karena sistem saraf ini mengendalikan aktivitas tub�h yang tidak disadari, antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi enzim. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf sensorik dan saraf motorik yang terdapat di antara sistem saraf pusat dan berbagai alat dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibedakan menj adi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.  Kedua sistem tersebut berasal dan otak dan sumsum tulang belakang, kemudian menuju ke efektor yang sama. Meskipun begitu, kedua sistem saraf itu memiliki pengaruh kerja yang saling berlawanan atau bersifat antagonis.

Sistem Saraf pada Manusia
Cara kerja saraf yang berlawanan seperti itu bertujuan agar proses di dalam tubuh berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh dalam hal pengaturan jantung, saraf simpatik mempercepat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatik memperlambat detak jantung. Dengan demikian, detak jantung akan tetap normal. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik mengandung sebuah neuron preganglion dan neuron postganglion. Efek antagonis pada dua sistem saraf itu merupakan akibat dan perbedaan transmiter kimia yang dihasilkan di ujung saraf. Semua serabut preganglion dan kedua sistei saraf menghasilkan asetilkolin. Akan tetapi, ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf simpatik umumnya menyekresikan noradrenalin, sedangkan ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf parasimpatik umumnya mengeluarkan asetilkolin.

Kesimpulan : 
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasan saraf otak (kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (spinal). Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.


7. Gerak Refleks dan Gerak Biasa

Gerak refleks adalah tindakan yang timbul tiba-tiba, tidak dapat dicegah, dan berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, rnisalnya kulit, kemudian disampaikan ke saraf sensorik. Impuls dan saraf sensorik terus bergerak menujii ke saraf penghubung yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls saraf diteruskan ke saraf motorik yang akan menyampaikan perintah ke efektor, yaitu otot, untuk melakukan gerak. Gerak yang terjadi secara refleks tidak kita sadari karena berlangsung tanpa melalui pengolahan informasi oleh otak. Gerak refleks merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang atau impuls agar fungsi normal tubuh tetap terjaga.

Berdasarkan uraian di atas, urutan proses terjadinya gerak refleks dapat di ikhtisarkan sebagai berikut.

Sistem Saraf pada Manusia


Gerak refleks berleda dengan gerak biasa. Proses terjadinya gerak biasa dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, yaitu indra. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang menerima impuls saraf tersebut dan membawanya ke otak untuk diolah. Hasil pengolahannya berupa pesan atau perintah yang dikirimkan melalui saraf motorik ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. 

Urutan perjalanan impuls saraf pada gerak biasa diuraikan secara singkat seperti di bawah.

Sistem Saraf pada Manusia

Kesimpulan :  Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Impuls sarafdibawa oleh saraf sensorik ke saraf motorik melalui sarafpenghubung atau tanpa melalui otak.

Sekian Artikel Tentang Sistem Saraf pada Manusia, Semoga Bermanfaat



Thursday, October 2, 2014

Sistem Peredaran Darah pada Hewan

Sistem Peredaran Darah pada Hewan|Sistem Peredaran Hewan yakni: Peredaran Dara h Aves , Reptilia, Amfibi, Pisces, Serangga, Cacing, dan Protozo. yang kali ini akan dibahas di sejarahaktual.blogspot.com, Hewan-hewan juga memiliki Peredaran darah sehingga hewan-hewan dapat hidup dalam peredaran darah terdapat alat-alat Peredaran darah pada hewan yang sangat diperlukan dalam mengedarkan darah, memompa darah dan mengirim kembali darah, Perderan darah Pada Hewan Hampir sama dengan Peredaran darah pada Manusia, yang membedakannya hanya alat-alat peredaran pada Manusia. Darah Pada hewan ada yang berbeda-beda dan ada juga yang sama, Perbedaannya hanya pada komposisi darah tersebut, Untuk mengetahui penjelasan dan pembahasan disetiap Hewan-hewan dalam Peredaran Darahnya yang dirangkum dalam sebuah tema yakni Sistem Peredaran Darah Pada Hewan seperti dibawah ini...


1. Sistem Peredaran Darah pada Aves

Sistem Peredaran Darah pada Hewan     Alat peredaran darah pada aves (burung) mirip dengan peredaran darah pada manusia. Alat peredaran darah pada burung terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darahnya merupakan peredaran darah tertutup dan rangkap.

Jantung burung memiliki empat ruangan dengan sekat yang sempurna, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri sehingga tidak terjadi percampuran antara darah yang banyak mengandung oksigen dan darah yang banyak mengandung karbon dioksida. Pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena).

Pembuluh nadi menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh balik menyalurkan darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Pembuluh nadi yang besar disebut aorta. Pembuluh nadi tersebut kemudian bercabang-cabang menjadi pembuluh arteri yang lebih kecil.

Sistem Peredaran Darah pada Hewan

Darah dari seluruh tubuh yang banyak mengandung karbon dioksida ditampung pada serambi kanan jantung. Darah dari serambi kanan dialirkan ke bilik kanan, kemudian mengalir ke paru-paru melalui pembuluh nadi paru-paru. Di dalam paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Darah dan paru-paru yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke serambi kiri, kemudiari ke bilik kiri dan akhirnya dipompa ke luar jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh nadi.


Sistem Peredaran Darah pada Hewan
2. Sistem Peredaran Darah pada Reptilia

    Salah satu contoh reptilia yang kita pelajari sistem peredaran darahnya adalah kadal. Alat peredaran darah pada kadal terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Peredaran darah pada reptilia merupakan sistem peredaran darah ganda dan tertutup. Jantung reptilia memiliki empat ruang, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Sekat antara bilik kiri dan bilik kanan tidak sempurna.

Akan tetapi, terjadinya percampuran antara darah yang banyak mengandung oksigen dan darah yang banyak mengandung karbon dioksida dapat dihindari. Sebabnya ialah pada waktu bilik berkontraksi, sekat menutup sehingga darah dari bilik kiri tidak bercampur dengan darah dan bilik kanan. Reptilia pada umumnya mempunyai dua aorta, yaitu aorta kanan dan aorta kiri

Aorta kanan adalah aorta yang keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri yang keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan berfungsi mengalirkan darah ke tubuh bagian belakang. Aorta kanan dan aorta kiri bertemu pada tubuh bagian belakang.

Sistem Peredaran Darah pada Hewan
Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan gas karbon dioksida dialirkan ke serambi kanan. Darah dari serambi kanan mengalir ke bilik kanan dan dipompa menuju paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen dan udara yang masuk ke dalam gelembung paru-paru. Darah dari paru-paru kemudian dialirkan ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri. Darah dari bilik kiri yang kaya oksigen tersebut kemudian dibawa ke seluruh tubuh melalui pembuluh nadi.


3. Sistem Peredaran Darah pada Amfibi

      a. Darah
     Seperti halnya manusia, katak mempunyai darah yang terdiri dari cairan plasma yang jernih dan sel-sel darah. Plasma darah sebagai pembawa zat terlarut (pelarut) disusun oleh air, protein darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah berbentuk bulat panjang, pipih, dan berinti, serta mengandung hemoglobin sebagai pengikat oksigen. Sel-sel darah putih tidak berwarna, mempunyai inti, terdapat dalam berbagai bentuk, dan dapat bergerak bebas (amoeboid).

      b. Alas Peredaran Darah
     Katak mempunyai jantung sebagai alat pemompa darah. Jantung katak memiliki tiga ruangan, yaitu serambi (atrium) kanan, serambi kiri, dan satu bilik (ventrikel). Atrium berdinding tipis, sedangkan ventrikel berdinding tebal dan berbentuk kerucut (ventrikulus cordis). Di bagian belakang atrium kanan jantung terdapat kantong tipis berbentuk segitiga yang disebut sinus venosus. Setiap ujung sinus venosus merupakan muara dari tiga buah pembuluh balik utama, yaitu vena pulmonalis, vena kava anterior, dan vena kava posterior. Berdasarkan asal darahnya, pada katak terdapat tiga sistem pembuluh darah balik, yaitu sistem vena kava, sistem vena pulmo kutaneus, dan vena porta.
1. Sistem vena kava, terdiri atas vena kava anterior dan vena kava posterior yang dilalui darah dari bagian depan (kepala dan tungkai depan) dari bagian belakang (tungkai belakang)
.
2. Sistem vena pulmo kutaneus dilalui darah dan paru-paru dan kulit.  
3.Sistem vena porta ialah vena-vena yang melewati beberapa organ (kelenjar pencernaan) sebelum memasuki jantung. Pada katak terdapat sistem porta hepatika yang membawa hasil pencernaan dari usus ke hati dan sistem porta renalis yang membawa darah dari tungkai belakang atau ekor ke ginjal.

      Di bagian depan dinding bilik terdapat pipa tebal pembuluh nadi utama (trunkus arterious). Trunkus arterious bercabang menjadi dua aorta yang membelok ke kanan dan kiri. Di masing-masing pangkal aorta tersebut terdapat tiga percabangan arteri, yaitu arteri karotis, arteri pulmo kutaneus, dan arkus aorta. Arteri karotis mengalirkan darah ke kepala. Arteri pulmo kutaneus b�rcabang menjadi arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru dan arteri kutanea yang membawa darah ke kulit. Adapun arkus aorta membawa darah ke bagian belakang tubuh.
Sistem Peredaran Darah pada Hewan
        Serambi kananjantung katak menerima darah yang banyak mengandung karbon dioksida dari seluruh tubuh. Darah dari serambi kanan dan serambi kiri menuju ke bilik yang terdiri atas satu ruang. Akibatnya, terjadilah percampuran antara darah yang belurn disaring serta banyak mengandung karbon dioksida dan darah yang banyak mengandung oksigen.


     c. Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah pada Hewan        Sistem peredaran darah katak adalah sistern peredaran darah ganda dan tertutup. Darah yang berasal dari seluruh tubuh, melalui pembuluh balik dipompa menuju ke serambi kanan, kemudian menuju ke bilik jantung. Darah dari bilik dipompa lagi menuju paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen. Selanjutnya, melalui pembuluh balik paru-paru, darah dari paru-paru dialirkan kembali menuju ke serambi kiri, dan kembali ke bilik jantung. Darah dari bilik jantung dipompa atau dialirkan ke seluruh tubuh, demikian seterusnya
.
       Di samping sistem peredaran darah terdapat sistem peredaran limfa. Sistem peredaran limfa berperan membawa cairan dan seluruh tubuh ke dalam peredaran darah. Cairan limfa berisi leukosit dan protein plasma darah. Cairan limfa dari kapiler darah yang masuk ke jaringan dibawa menuju vena melalui pembuluh limfa. Pembuluh-pembuluh limfa mempunyai berbagai diameter dan bentuk. Pada katak terdapat kantong-kantong cairan limfa di bawah kulit. Akibatnya, kulit katak selalu lembap karena memiliki daya absorpsi air yang besar. 


4. Sistem Peredaran Darah pada Pisces

Sistem Peredaran Darah pada Hewan
     a. Darah
       Darah ikan terdiri atas plasma dan korpuskula. Korpuskula ialah Se! darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Sel darah merah berbentuk pipih, bulat memanjang, dan mempunyai nukleus.


    b. Alat Peredaran Darah
      Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung ikan terletak di rongga perikardium yang berbatasan dengan insang. Jantung ikan diselimuti oleh selaput yang disebut perikardium. Jantung ikan terdiri dua ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik. Serambi tampak berwarna merah tua, sedangkan bilik tampak berwama merah muda. Serambi berdinding tipis, sedangkan bilik berdinding tebal. Di antara serambi dan bilik terdapat klep. Di ujung bilik terdapat bulbus arteriosus. Bulbus arteriosus merupakan pangkal dari aorta ventralis. Di serambi terdapat sinus venosus yang menerima darah dari seluruh tub�h.

Sistem Peredaran Darah pada HewanPembuluh darah ikan terdiri atas pembuluh nadi, pembuluh balik, dan pembuluh kapiler. Pembuluh nadi yang besar disebut aorta, letaknya di bagian dorsal atau punggung. Pembuluh darah aorta bercabang-cabang menjadi pembuluh nadi atau arteri. Pembuluh nadi bercabang lagi membentuk pembuluh kapiler.

Darab dari  serambi jantung dipompa menuju ke bilik. Selanjutnya, dipompa ke insang melalui pembuluh nadi insang. Di dalam insang, darah mengikat oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Darah dari insang berkumpul dalam aorta, kemudian dialirkan ke seluruh tubuh membawa sari-sari makanan dan oksigen menuju ke sel-sel tubuh. Karbon dioksida dan zat-zat sisa lainnya diangkut oleh darah melalui pembuluh balik menuju ke serambi jantung, begitulah seterusnya.

      c. Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran Darah pada Hewan

     Sistem peredaran darah ikan merupakan sistem peredaran darah tunggal dan tertutup. Peredaran darah tunggal, artinya dalam satu kali beredar keseluruh tubuh, darah melewati jantung hanya satu kali. Jadi, darah yang melewati jantung adalah darah �kotor�. Urutan peredaran darah ikan dapat diikhtisarkan sebagai berikut.


5. Sistem Peredaran Darah pada Serangga

       a. Darah
           Darah belalang disebut hemolimfa. Darah ini tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, sehingga tidak mampu mengangkut oksigen. Darah belalang hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen masuk ke dalam sel-sel tubuh melalui sistem trakea. 

        b. Alat Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah pada Hewan     Belalang adalah serangga yang mempunyai alat transportasi berupa pembuluh berbentuk gelembung-gelembung yang dinamakan jantung pembuluh. Jantung pembuluh terletak di atas saluran pencenaan serta memiliki lubang (ostium) di sisi kiri dan kanan gelembung. Ostium (jamak: ostia) ini berfungsi sebagai tempat masuknya darah dan seluruh tubuh. Jantung pembuluh berupa gelembung-gelembung pembuluh yang saling bersambungan. Bagian  belakang tertutup dan bagian depannya berupa aorta yang berujung terbuka.

     c. Peredaran Darah
      Peredaran darah serangga termasuk sistem peredaran darah terbuka. Artinya, darah mengalir tanpa melalui pembuluh darah. Ketika jantung pembuluh berdenyut darah terpompa dan mengalir ke seluruh tubuh Darah dari Aorta langsung beredar bebas di dalam tubuh dan masuk ke sel-sel tubuh untuk memberikan sari-sari makanan dan mengangkut zat-zat sisa dan sel-sel tersebut. Selanjutnya, darah kembali ke jantung pembuluh melalui ostium di sisi kanan dan untuk beredar ke seluruh tubuh,


6. Sistem Perdaran Darah pada Cacing

     a. Darah
         Darah cacing tanah berwama merah karena plasma darahnya mengandung hemoglobin. Hal itu berbeda dengan darah hewan vertebrata, karena hemoglobin hewan vertebrata terdapat di dalam sel-sel darah merahnya. Oksigen dari luar tubuh berdifusi melalui dinding yang tipis pada permukaan kulitnya dan dibawa oleh darah menuju ke pembuluh punggung. Oksigen bersama sari-sari makanan diedarkan ke sel-sel tubuh oleh pembuluh kapiler.

     b. Alat Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah pada Hewan       Alat peredaran darah pada cacing tanah terdiri atas lima pasang lengkung aorta dan pembuluh darah. Lima pasang lengkung aorta berfungsi seperti jantung karena selalu berdenyut untuk mengalirkan darah. Darah mengalir di dalam penbuluh darah sehingga disebut sistem peredaran darah tertutup. Pembuluh darah pada cacing tanah terdiri atas pembuluh punggung, pembuluh perut, dan pembuluh kapiler

     c. Peredaran Darah
   Apabila lima pasang lengkung aorta berkontraksi maka darah mengalir ke dalam pembuluh perut. Pembuluh darah perut mengangkut darah ke arah belakang menuju ke pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler langsung mengantarkan darah ke sel-sel tubuh. Setelah melalui pembuluh-pernbuluh kapiler, darah menuju ke pembuluh punggung dan kemudian kembali lagi ke 1engkung aorta. Selanjutnya, oleh lengkung aorta, darah dipompa lagi ke pembuluh perut, demikian seterusnya.


7 Sistem Peredaran Darah pada Protozoa

      Protozoa, misalnya Amoeba sp. tidak memiliki alat transportasi khusus. Makanan setelah dicerna di dalam rongga makanan langsung diserap oleh protoplasma. Protoplasma adalah materi berupa cairan kental yang mengandung banyak senyawa organik dan merupakan bagian dan sel. Rongga makanan pada Amoeba sp. terbentuk setelah makanan masuk ke dalam sd. Sesudah makanan dicema, sari-sari makanan diedarkan ke seluruh bagian sel, sedangkan zat sisa dikeluarkan melalui membran sd secara difusi.

Kesimpulan : Sistem Peredaran Darah Hewan
Sistem transportasi pada hewan berbeda-beda, tergantung pada struktur tubuhnya. Hewan vertebrata pada dasarnya memiliki sistem transportasi yang terdiri atas jantung, pembuluh-pembuluh darah, darah dan getah bening. Hewan bersel satu tidak memiliki alat transportasi khusus. Hewan avertebrata umumnya tidak memiliki jantung sebagai alat pemompa darah.